Selasa, 22 Mei 2012

Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi (Artikel Dr. Stephen Carr Leon)



Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang- kacangan. Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan. Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi.. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya. Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam. Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka. Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel. Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi. Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus.. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara. Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya. Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina.
Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina?
Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi. Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid. Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. “Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu. Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! “Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?

Reff. copas dari http://www.zonastudi.co.cc

Tips belajar bahasa Jerman

Bagi yang studi atau bekerja di Jerman, kemampuan bahasa Jerman sangat penting. Walaupun studi atau bekerja hanya dalam bahasa Inggris, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari bahasa Jerman. Memang benar untuk bertahan(survive) tinggal di Jerman, tidak dibutuhkan bahasa Jerman. Banyak rekan kerja saya dan juga orang-orang dari gereja berbahasa Inggris yang tidak berbicara bahasa Jerman. Tetapi untuk lebih bisa menikmati hidup di Jerman, kemampuan bahasa Jerman bisa sangat menolong. Dari hal-hal kecil, seperti belanja di Flohmarkt sampai mengurus surat-surat. Di post ini saya mau memberi beberapa tips yang membantu saya mengembangkan bahasa Jerman.


1. belajar dari anak kecil
Anak kecil adalah partner belajar bahasa Jerman yang sangat baik. Karena pertama mereka menggunakan kata-kata yang mudah dan mereka juga berbicara dengan pelan. Dengan demikian kita bisa dengan mudah mendengar dan mengerti apa yang mereka katakan. Selain itu pelafalan mereka juga bagus, jadi kita bisa belajar pelafalan bahasa Jerman yang benar. Alasan yang kedua, buat kita juga lebih mudah berbicara dengan anak kecil, karena kita tidak akan malu kalau kita berbicara salah.

2. mendengar dan membaca dalam bahasa Jerman
Di Jerman hampir setiap kota memiliki perpustakaan kota(Stadtbibliothek). Perpustakaan kota biasaya hanya memungut biaya tahunan sekitar 10-20 € dan tidak ada biaya untuk meminjam buku. Televisi Jerman juga menawarkan banyak acara bagus yang untuk membiasakan diri mendengar bahasa Jerman. Cari acara-acara TV yang menarik dan usahakan untuk benar-benar mengikuti perkataan dalam acara TV tersebut.

3. mengerti setiap kata Jerman
Dalam komunikasi sehari-hari, baik di kuliah atau nonton TV sering kali ada kata-kata baru yang muncul. Kebiasaan yang sering kita lakukan adalah mengabaikan kata-kata tersebut, yang penting kita mengerti konteksnya. Saya biasanya mencatat kata-kata ini dan nanti kalau ada kesempatan dicari artinya di kamus, supaya lain kali bisa benar-benar mengerti dan menggunakan kata-kata ini dalam komunikasi sehari-hari.

4. banyak berbicara bahasa Jerman
Tidak ada gunanya kalau kita bisa mengerti bahasa Jerman, tetapi kurang mampu untuk berbicara bahasa Jerman secara terstruktur dan benar. Tips pertama cari teman orang asing atau orang Jerman yang bisa sering diajak berbicara dalam bahasa Jerman.  Tips kedua usahakan untuk selalu bertanya sewaktu kuliah, dengan demikian kita terbiasa untuk berbicara di depan umum.
Memang tips-tips ini, sepertinya tips-tips biasa yang sering kita dengar, tetapi kalau tidak dilakukan sehari-hari tidak ada gunanya juga. Kalau kita sehari-hari di Jerman terlalu sering bergaul dengan orang Indonesia, tidak heran kalau bahasa Jermannya tidak berkembang, yang berkembang adalah bahasa Jerman terbatas dengan dialekt Indonesia.

http://studijerman.wordpress.com/2012/01/15/tips-belajar-bahasa-jerman/

5 tahap belajar bahasa Jerman

Selama 11 tahun di Jerman saya melihat ada beberapa cara untuk melancarkan kemampuan berbahasa Jerman. Post yang satu ini membahas tentang 5 tahap perkembangan kemampuan kita dalam belajar bahasa asing. Dengan mengerti tahap-tahap ini akan membantu kita untuk melancarkan kemampuan kita berbahasa Jerman. Bahasa Jerman saya termasuk cukup untuk bisa lulus 2 studi di Jerman dan bekerja di Jerman. Saya masih sering banyak melakukan kesalahan dalam berkomunikasi dalam bahasa Jerman. Jadi saya sendiri masih belajar dalam semua tahap ini.
1. Mendengar dan mengerti
Di tahap dasar ini, biasaya kita yang mulai belajar bahasa Jerman mulai mengenal kata-kata dan gramatik bahasa Jerman. Dengan ini kita mulai bisa mendengar setiap kata-kata dalam bahasa Jerman dengan lebih jelas. Dan bersamaan dengan ini kita mulai mengerti, mulai dari arti kata per kata, lalu mengerti kalimat per kalimat, dan setelah itu mengerti konteks pembicaraan secara keseluruhan. Tahap ini sulit untuk dinilai, karena ditahap ini kita hanya pasif mendengar. Sama seperti kuliah di Universitas kita hanya mendengar, belum tentu kita benar-benar mengerti apa yang diajarkan. Tahap ini bisa dilatih dengan banyak membaca dan nonton film berbahasa Jerman. Saluran TV Jerman sebagian bisa diliat online, contohnya http://www.zdf.de/ dan http://www.daserste.de/


2. Bertanya dan menjawab
Tahap ini biasa dimulai dengan pembicaraan antara orang indo dan temannya orang asing sebagai berikut.
A: Hi, wie geht’s?
B: Gut, und dir?
A: Auch gut (es geht).
A & B: …………………………………………..
A: Ok, tschüß
B: tschüß
Setiap dari kita pastinya mengenal pembicaraan seperti ini. Ini adalah permulaan dari tahap bertanya dan menjawab. Tetapi tahap ini jauh lebih dalam dari sekedar “wie geht’s, tschüß, Brezel einmal bitte, … “. Di dalam tahap ini kemampuan berbahasa Jerman kita berkembang untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari. Dan masalah-masalah ini biasanya diselesaikan dengan bertanya dan menjawab. Contohnya masalah memperpanjang visa, membeli tiket kereta di loket stasion kereta, konsultasi dengan dosen/professor. Tahap ini memiliki bentuk interaksi komunikasi yang jelas, yaitu pertanyaan dan jawaban. Di dalam tahap ini bahasa Jerman kita dilatih dengan membentuk satu atau dua kalimat sebagai pertanyaan atau jawaban. Tahap ini dapat dilatih dengan membiasakan diri aktif bertanya dan menjawab di kelas, atau juga dengan aktif bertanya di tempat umum. Contohnya tanya jam berapa, tanya apakah bus sudah lewat, dan lain-lain. Dan juga dapat dilatih dengan aktif menjawab atau setidaknya memberikan respon jika ada yang bertanya.

3. Berdiskusi
Di tahap ini, kita tidak hanya bertanya dan menjawab, tetapi kita juga melatih kemampuan berbahasa Jerman kita dengan membicarakan tema-tema tertentu secara lebih mendalam. Dengan berdiskusi kemampuan bahasa Jerman kita dilatih untuk bereaksi terhadap setiap pertanyaan, pendapat, teguran dan pujian. Berbeda dengan tahap sebelumnya, tahap ini tidak memiliki bentuk interaksi komunikas yang jelas. Di tahap ini kita dilatih untuk membentuk satu paragraf sebagai pentanyan, jawaban, dan pendapat. Tahap ini bisa dilatih dengan aktif belajar bersama dengan teman-teman studi orang asing.


4. Mempertahankan pendapat
Tahap ini memiliki kesulitan yang lebih tinggi, karena di sini kita tidak hanya dilatih untuk menggunakan kata-kata dan gramatik bahasa Jerman. Tetapi di sini kita dilatih untuk meyakinkan orang lain dengan pendapat kita dalam bahasa Jerman. Di sini kita dilatih untuk menyusun kalimat-kalimat kita secara benar, supaya pendapat kita dapat dengan mudah dimengerti. Karena hanya jika pendapat kita dimengerti, maka kita dapat meyakinkan orang lain. Tahap ini dapat dilatih dengan mengkomplain rasa makanan di restoran atau mengembalikan barang yang sudah dibeli.


5. Berpikir dan bermimpi
Tahap terakhir adalah di mana kita mulai berpikir dalam bahasa Jerman. Bagi yang sudah lama tinggal di Jerman, sering kali kita menggunakan bahasa Jerman dalam komunikasi kita dalam bahasa Indonesia. Ini belum berarti berpikir dalam bahasa Jerman. Yang berikutnya setelah kita mulai berpikir dalam bahasa Jerman, kita akan mulai bermimpi dalam bahasa Jerman. Tahap ini sulit untuk dilatih, karena biasanya tahap ini akan datang dengan sendirinya.
Tahap-tahap di atas hanya sebagai orientasi di mana kita dapat mengembangkan kemampuan berbahasa Jerman. Biasanya orang-orang dari asia tidak berkembang secara cepat di tahap 3 dan 4, karena kultur dan sistem edukasi kita tidak mendorong untuk itu. Sedangkan orang-orang dari negara afrika dan arab, mereka lebih cepat berkembang untuk berdiskusi dan mempertahankan pendapat. Semoga posting ini dapat membantu untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Jerman.


http://studijerman.wordpress.com/2011/12/31/5-tahap-belajar-bahasa-jerman/